Selasa, 20 Desember 2016

mangrove sejutah manfaat

Sejuta Manfaat Mangrove

Di daerah saya buah mangrove ini tidak asing lagi, tepatnnya di daerah-daerah pelosok indonesia.Saya tinggal di sumatraselatan kab.oki kec.tulung selapan, tetapi sekarang jumlah tanaman manggrove di daeraah saya sudah berkurang pesat. hal ini disebabkan beberapa faktor yaitu:
1.faktor alam 

A. Abrasi

Berkurangnya jumlah hutan bakau di Indonesia disebabkan oleh abrasi. Meskipun hutan bakau di tanam dengan tujuan untuk mencegah terjadinya abrasi tetapi perkembangbiakan hutan bakau juga terkena dampak pengaruh abrasi itu sendiri. Abrasi adalah proses pengikisan pantai oleh tenaga gelombang laut dan arus laut yang bersifat merusak. Abrasi biasanya disebut juga erosi pantai. Kerusakan garis pantai akibat abrasi ini dipacu oleh terganggunya keseimbangan alam daerah pantai tersebut. Walaupun abrasi bisa disebabkan oleh gejala alami, namun manusia sering disebut sebagai penyebab utama abrasi.

B. Angin

Angin juga berpengaruh terhadap pertumbuhan pohon bakau dan kerusakan pada hutan bakau. Misalnya jika terjadi angin pantai yang besar seperti angin putting beliung pada suhu udara dan tekanan yang rendah yang terjadi di kawasan pantai maka akan merusak banyak pohon bakau. Angin juga berpengaruh terhadap pertumbuhan pohon bakau. Jika suhu udara tidak terkendali maka pertumbuhan hutan bakau tidak bisa tumbuh

C. Kelembaban

Kelembaban juga berpengaruh meskipun hanya sedikit dampaknya. Pohon bakau hanya dapat tumbuh dikawasan tropis dan hanya dapat tumbuh disuhu udara tinggi biasanya tumbuh di Negara yang memiliki iklim tropis kecuali di daerah guru pasir. Pohon bakau juga tidak dapat tumbuh dikawasan tundra atau daerah yang beriklim dingin. Kelembaban juga dalam arti kapasitas air yang mengenai tanaman itu. Maksudnya pohon bakau hanya bisa dapat tumbuh dikawasan pantai yang penuh dengan air, pohon bakau tidak dapat tumbuh dikawasan pegunungan. Suhu udara cukup berpengaruh terhadap pertumbuhan pohon bakau. Suhu yang panas sangat cocok untuk pertumbuhan pohon bakau.

D. Organisme yang ada di hutan bakau.

Organisme yang ada di hutan bakau juga berpengaruh terhadap pertumbuhan hutan bakau contohnya saja sekarang ini akibat dampak global warming yang mengakibatkan jumlah ulat bulu atau hama tanaman yang memakan bakau menjadi meningkat. Dengan pesatnya jumlah wabah hama menyebabkan tanaman bakau rusak dan sulit untuk berkembang.
2. Faktor Manusia

A. Pertambangan pasir

Menurunnya jumlah hutan bakau juga dikarenakan ulah manusia contohnya saja pertambangan pasir di pantai. Maksudnya manusia mengambil hasil sumber daya alam yang berupa pasir di pantai sehingga merusak tumbuhan bakau dan juga mengurangi lahan untuk tumbuh dan berkembangnya pohon bakau misalnya pengambilan dan perluasan lahan untuk pertambangan pasir.

B. Pembangunan
Diera globalisasi ini semakin pesat laju pembangunan itu juga berpengaruh terhadap pertumbuhan hutan bakau.
Misalnya lahan tempat bertumbuhnya hutan bakau dibabat habis untuk digunakan sebagai tempat pembangunan untuk kawasan industri, hotel ataupun pemungkiman penduduk.

C. Penggunaan pohon bakau

Pohon bakau sering kali ditebang oleh para warga disekitar hutan bakau atau di luar hutan bakau untuk di pakai dalah kehidupan sehari. Karena setiap bagian tanaman itu dapat digunakan. Misal kulit tanaman bakau bias dijadikan genteng rumah, ranting dan batangnya digunakan sebagai kayu bakar.


3. Faktor Kecelakaan

Meskipun tak berpengaruh besar tetapi fak tor kecelakaan juga mempengaruhi kehidupan pohon bakau. Misalnya kecelakaan yang dialami oleh kapal pengangkut bahan kimia atau kapal tanker pengangkut minyak bumi. Kapal tersebut bisa saja mengalami kebocoran pada tanki penyimpanan bahan bahan berbahaya yang diangkutnya sehingga bahan tersebut dengan pengaruh ombak bias saja sampai ke sekitar pantai dan itu menyebabkan pencemaran pada ekosistem pantai sehingga tumbuhan bakau (dan organisme lainnya ) mati.




B. Efek yang Di Timbulkan Terhadap Organisme Lain.

Menurunnya jumlah hutan bakau dapat mempengaruhi kehidupan berbagai organisme yang hidup di dalam maupun di luar habitat hutan bakau karena hutan bakau sebagai berperan sebagai produsen utama dan tempat tinggal bagi sebagian besar organisme yang hidup di sekitar hutan bakau, dan juga organisme yang ada di ekositem pantai lainnya. Misalnya burung-burung yang biasanya bersarang/bertempat tinggal di hutan bakau, kini telah hilang atau pergi. Karena tempat tinggalnya telah berkurang sehingga burung-burung pergi mencari habitat baru. Jika tidak menemukan maka dia akan punah.


Juga ikan-ikan yang biasanya berkembang biak di sekitar hutan bakau mati, karena intensitas cahaya yang masuk, biasanya terhalang oleh pohon-pohon bakau tetapi karena jumlah tumbuhan bakau yang berkurang sehingga intensitas cahaya tidak lagi terhalangi dan menyebabkan suhu air disekitar hutan bakau menjadi meningkat. Sehingga ikan-ikan yang mati kepanasan, karena pohon bakau juga merupakan tempat tinggal ikan untuk berteduh dari sinar matahari.

D. Pengaruh penurunan jumlah hutan bakau terhadap rantai makanan

Selain sebagai tempat tinggal bagi ekosistem pantai, Hutan bakau juga berperan sebagai produsen utama pada ekosistem tersebut. Tentunya semua organisme yang hidup disana (atau bisa disebut ekosistem pantai) bergantung dengan adanya hutan bakau. Jika populasi hutan bakau sebagai sumber makanan berkurang maka para herbifora atau konsumen tingkat 1 mati kelaparan karena kekurangan makanan. Dan itu menyebabkan sulitnya konsumen tingkat berikutnya kesulitan mencari makanan ( konsumen tingkat 1/herbifora). Maka akan mengakibatkan perubahan yang besar pada rantai makanan yang ada.



Contoh: jika jumlah pohon bakau menurun intensitas cahaya yang masuk biasanya terhalang oleh pohon-pohon bakau tetapi sekarang tumbuhan bakau yang berkurang sehingga intensitas cahaya tidak lagi terhalangi dan menyebabkan suhu air disekitar hutan bakau menjadi meningkat. Sehingga ikan-ikan yang mati kepanasan. Jumlah ikan-ikan kecil yang menurun akan berimbas kepada pemakannya yaitu katak, udang, ikan-ikan besar, kepiting, dll yakni berkurangnya populasi mereka karena keterbatasan makanan yang tersedia.
 
01 Januari 2013 18:44:05 Diperbarui: 24 Juni 2015 18:40:19 Dibaca : Komentar : Nilai :
Mangrove, merupakan jenis tumbuhan yang umumnya hidup di perairan dekat pantai. Mangrove yang umumnya disebut hutan mangrove atau hutan bakau ini tumbuhnya dipengaruhi oleh pasang surut dari air laut. Di Indonesia sendiri tanaman ini sangat melimpah jumlahnya, bahakan berdaarkan sumber yang ada disebutkan bahwa luas hutan bakau Indonesia antara 2,5 hingga 4,5 juta hektar, merupakan mangrove yang terluas di dunia. Melebihi Brazil (1,3 juta ha), Nigeria (1,1 juta ha) dan Australia (0,97 ha) (Spalding dkk, 1997 dalam Noor dkk, 1999).

Mangrove atau tanaman bakau ini sangat dikenal manfaatnya untuk pelindung pantai dari ancaman abrasi. Namun, sebenarnya masih banyak sisi manfaat dari tanaman mangrove sendiri. Mangrove dapat pula digunakan sebagai pengendali pencemaran karena mengrove memiliki sifat mengendapkan polutan yang melaluinya. Sebagai contoh adalah penggunaan mangrove untuk mengendapkan limbah tailing di Teluk Bintuni - Papua Selatan yang berasal dari sisa pertambangan emas daerah dulu.Berdasarkan artikel yang ditulis oleh para ahli kehutanan Donato, D.Kauffman, J.B.Murdiyarso, D.Kurnianto, S.Stidham, M.Kanninen, Myang diterbitkan pda bulan Februari 2012 menjelaskan bahwa hutan bakau (mangrove) merupakan salah satu hutan terkaya karbon dikawasan tropis. Jika dilihat dari sisi manfaat yang lain, ekosistem mangrove juga memiliki keanekaragaman hayati yang cukup tinggi, hl ini dikarenakan mangrove merupakan perpaduan antara ekosistem laut dan darat. Jenis-jenis tumbuhan yang ditemukan di hutan mangrove Indonesia sekitar 35 jenis pohon, 5 jenis terna, 9 jenis perdu, 9 jenis liana, 29 jenis epifit, dan 2 jenis parasit (Soemodihardjo et al, 1993).

Namun, ada manfaat mangrove yang masih belum terlalu dikenal oleh masyarakat umum. Buah mangrove dapat digunakan sebagai sirup buah mangrove, seperti yang sudah dikembangkan olh ibu-ibu PKK dari Degayu. Cara pembuatan sirup mangrove pun relative mudah, buah mangrove yang digunakan adalah mangrove jenis Kapidada, yang kemudian dagingnya dikupas dan digiling halus, lalu sarinya disaring dan kemudian direbus dengan gula, karena rasa buah mangrove kapidada ini kecut. Manfaat dari segi konsumsi yang lain dalah, tanaman ini dapat juga digunakan sebagi bahan alternative sumber karbohidrat. Hal ini dikarenakan, didalam buah mangrove terdapat banyak kandungan gizi, salah satunya adalah karbohidrat. Penelitian yang dilakukan oleh IPB didapatkan kandungan energi buah bakau ini adalah 371 kalori per 100 gram. Nilai ini lebih tinggi dari kandungan energi beras (360 kalori per 100 gram), dan jagung (307 kalori per 100 gram). Sedangkan kandungan karbohidrat buah bakau sebesar 85.1 gram per 100 gram. Nilai ini lebih tinggi dari beras (78.9 gram per 100 gram) dan jagung (63.6 gram per 100 gram).Kandungan karbohidrat dalam buah ini dapat disimpan dengan cara menjadikannya tepung mangrove yang lebih tahan lama. Dari tepung mangrove tadi, dapat dijadikan beraneka ragam jenis makanan nusantara misalnya saja klepon dan dodol.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar